Kamis, 29 Oktober 2020
Kerinduan Pada Rasulullah
Senin, 12 Oktober 2020
BOBROKNYA DEMOKRASI
Selasa, 06 Oktober 2020
Coretan Pagi
Sabtu, 03 Oktober 2020
TA'RIF NAFSIYYAH
Menjadi yang terbaik haruslah memenuhi beberapa kriteria, diantaranya adalah dengan mengenal dan sadar siapa serta apa sih atas dirinya itu. Sebab mustahil seseorang akan menjadi terbaik ketika tidak memahami apa dan siapa dirinya tersebut.
Contoh ringannya,
1. Seorang pembalap yang kualitasnya masih di bawah standar. Namun karena tidak faham bahwa dirinya masih amatir dan seketika menantang pembalap profesional, maka pasti dirinya akan kalah dan dipermalukan oleh pembalap seniornya. Itu semua terjadi karena kurang memahami siapa dan apa dirinya sendiri, sehingga timbul congkak dan bangga serta merasa dirinya sudah mumpuni untuk menyaingi pembalap profesional.
2. Pemain sepak bola.
Dengan skill kelas kampung namun merasa jumawa dan menantang team sekelas liga profesional maka yang terjadi bisa-bisa terkapar di lapangan.
Itulah sekelumit contoh kenapa wajib bagi manusia memahami siapa dan apa sesungguhnya dirinya itu. Sehingga mampu mendudukkan segala sesuatu dengan proporsional.
Artinya adalah jika kita semua menginginkan menjadi manusia yang bermutu terbaik maka wajib memahami akan ta'rif pada diri kita.
Nah sekarang mari kita coba uraikan siapa manusia? Apa saja komposisi yang melekat pada manusia? Serta bagaimana konsekuensinya jika kita telah faham siapa dan apa manusia itu? Tentu tahap ini membutuhkan fakta-fakta yang jujur. Artinya adalah itu semua akan terjawab tatkala kita jujur dengan menganalisis fakta-fakta yang terjadi dalam kehidupan.
1. Manusia dibekali oleh akal.
Akal merupakan salah satu alat bagi manusia yang berfungsi sebagai penimbang akan sikap. Kerja akal dipengaruhi oleh informasi sebelumnya (maklumat sabiqah). Salah satu bukti bahwa akal melekat erat pada manusia adalah, bagaimana bayi yang baru lahir pun telah menggunakan akalnya untuk memberikan signal kepada ibunya bahwa dirinya haus butuh asi dengan cara menangis. Inilah peran akal dalam memenuhi kebutuhan manusia.
2. Kebutuhan Jasmani
Manusia juga mempunyai kebutuhan fisik (hajatul udhwiyah) seperti makan, minum, istirahat dll. Tanpa terkecuali, seluruh manusia memiliki kebutuhan tersebut, artinya selain akal manusia juga memiliki kebutuhan hidup yang melekat pada diri manusia.
3. Naluri(insting).
a. Naluri Menuhankan sesuatu (gharizah tadayyun)
Setiap manusia pasti memiliki naluri (insting) menuhankan sesuatu, baik materi, benda ataupun yang lainnya. Sebagaimana contoh,
* Ada orang yang merasa tenang ketika dirinya membawa jimat, ini menunjukkan bahwa manusia tersebut telah menuhankan atau mensakralkan atau menganggap lebih akan kekuatan jimat tersebut.
* Atau contoh lainnya, ada yang menuhankan materi, yakni hatinya akan merasa tenang ketika dirinya memiliki uang yang banyak, sehingga pola hidupnya hanya mengumpulkan materi semata.
Ini semua menunjukkan bahwa manusia seluruhnya memiliki gharizah tadayyun (insting melebihkan sesuatu).
b. Naluri mempertahankan diri (gharizah baqa')
Selain naluri menuhankan sesuatu, manusia juga include dengan naluri baqa'(mempertahankan diri)
Contohnya, ketika manusia siapapun yang kemudian memiliki masalah maka cenderung akan membela diri nya,
Atau contoh lain jika kita melihat foto kita bersama teman-teman kita dulu, maka otomatis mata kita akan melihat atau mencari wajah kita terlebih dahulu. Ini semua menunjukkan bahwa setiap individu memiliki naluri baqa'.
c. Naluri ketertarikan terhadap lawan jenis (gharizah nau')
Selain dari gharizah tadayyun dan baqa'. Manusia juga memiliki naluri ketertarikan terhadap lawan jenis (gharizah nau'). Bukti nyata adalah siapapun manusia baik laki-laki maupun perempuan, jika melihat lawan jenisnya yang dianggap istimewa, maka pastilah muncul perasaan suka. Dan inilah alamiahnya manusia. Artinya adalah seluruh manusia tanpa terkecuali baik muslim maupun kafir, baik laki-laki maupun perempuan, maka pastilah memiliki Akal, hajatul udhwiyah (kebutuhan hidup) serta gharaiz (naluri/ gharizah tadayyun, baqa', dan Nau').
Nah, Inilah pentingnya memahami potensi dasar manusia dalam rangka menjadi manusia terbaik. Hingga kemudian mampu memenuhi dan melangsungkan naluri-naluri tersebut.
Setelah memahami fakta yang ada pada diri manusia, maka sekarang kita masuk pada pembahasan bagaimana cara pemenuhan nya. Bagaimana cara menyalurkannya.. Dan ini perlu sebuah aturan untuk memainkannya..
Bumi Etam, 4 Oktober 2020
Vebriyanthie Orcheva